Video Terkini

Lovely Brothers

Lovely Brothers
share your love

Wednesday, 28 March 2012

PSIKOTERAPI BAGI PEMARAH

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa suatu saat ada seorang laki-laki yang berkata kepada Nabi Muhammad Saw, " Nabi berpesanlah kepadaku!" Mendengar itu, Nabi hanya berkata, "Jangan marah!" Pria itu mengulangi permintaannya berulang kali. Mesti diminta berulang kali, Nabi tetap mengatakan, "Jangan marah!" (HR.Al-Bukhari). Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw suatu saat bersabda, "Bukanlah disebut orang kuat, orang yang kuat pukulannya. Orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya di kala marah," (HR.Al-Bukhari dan Muslim)."Orang yang kuat pukulannya" pada hadis diatas, adalah orang yang mampu memukul dan menjatuhkan orang. Dalam pembahasan ini sengaja ditampilkan dua hadis diatas agar kita bisa membuat kesimpulan bahwa kemarahan adalah cara paling mudah untuk merusak hubungan yang sebelumnya terjalin baik. Kemarahan itu pula yang pada awalnya menimbulkan api membara, yang bermula dari percikan-percikan kecil kemarahan yang tak segera dipadamkan. Oleh karena itulah, seseorang harus mempertanyakan posisi dirinya berkaitan dengan sifat yang buruk ini. Sekarang pertanyaannya adalah: apakah kemarahan telah menguasainya? Atau, ia mampu mengalahkan kemarahan itu dan tidak membiarkan kemarahan itu menjadi raksasa dan setan buta yang menghancurkan hubungannya dengan kerabat, teman, dan relasinya. Apa yang dilakukan seseorang pada saat berhadapan dengan kemarahan akan membantu memperjelas perbedaan diatas. Jangan mengumbar kemarahan dan emosi yang meletup-letup, sehingga bisa saja berujung pada masalah besar hanya lantaran sesuatu yang sepele. Jika merasakan
kemarahan telah menguasai diri kita, hingga memporak-porandakan dan meluluh-lantakkan emosi, maka pusatkan konsentrasi kemarahan itu kepada urusan-urusan yang lain agar kita bisa memindahkan perhatian pada hal-hal yang positif. Emosi sendiri terlahir sebagai energi di dalam fisik akibat beban yang berlebih. Oleh karenanya, kita sebaiknya mengusahakan dapat memanfaatkan emosi untuk mengarahkannya kepada aktivitas-aktivitas yang bermanfaat. Energi itu dapat saja membantu kita untuk mengerjakan sebagian pekerjaan rumah yang berat. Biasakan untuk melatih diri mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berat tapi bermanfaat untuk dapat menyalurkan energi berlebih ini. Ada beberapa kegiatan yang bermanfaat yaitu keluar rumah untuk berolahraga, meditasi, berkebun, atau menata rumah. Setelah melakukan itu, kita akan merasa rileks dan lebih tenang setelah menghabiskan energi yang berlebihan dan emosi yang tinggi dan meledak-ledak. Ada pula sebagian orang yang memakai cara bernyanyi-nyanyi dan bersenandung kecil untuk memecah perhatiannya, menumbuhkan sikap pasrahnya, rileks dan santai dalam dirinya. Dengan cara itu ia melawan ketakutan dan menghadapi emosi serta mengatasinya secara bertahap. Ada pula yang menggunakan cara dengan bantuan olah spiritual. Ia membuat rileks otot-otot pada badannya, dengan cara yang santai agar dapat menghilangkan ketegangan otot fisiknya. Emosi sendiri berhubungan dengan ketegangan akal. Oleh karenanya, ketika dapat terlepas dari ketegangan otot, emosi kita pasti akan mereda. Kita sendiri harus selalu melihat kebaikan dan keburukan seseorang secara proporsional, karena kita tidak boleh melihat seseorang dari sisi keburukannya saja.


 Hal ini disebabkan karena seseorang manusia merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi antara keistimewaan dan keburukannya atau kekurangannya.
Hal yang sama juga kita terapkan kepada diri kita. Terkadang timbulnya kemarahan dan emosi disebabkan oleh sesuatu sebab yang spontan saja dan perasaan merasa  kurang. Oleh karena itulah, seseorang harus memberikan hak yang di miliki dirinya. Ia tidak seharusnya menggugurkan atau mengurangi kadar hak orang lain. Ia pun harus meneliti sendiri keistimewaan, kehebatan, dan kebaikan yang dimiliki dirinya, sehingga ia dapat membuka kedua matanya sebagai manusia yang berakal. Kita juga harus memiliki sifat rendah hati dan berusaha untuk tidak memiliki sifat takabur alias sombong.....Adapula cara lain untuk mengatasi emosi. Cara itu adalah tangisan...........(Referensi dari Buku Mukjizat Alquran dan Hadis,jilid 4. Tertarik...?Kunjungi web.kami: www.gianmandiri.co.id )


No comments:

Post a Comment