INDRA SUBAGJA-detikNews
Jakarta Boleh percaya atau tidak, keajaiban bisa datang di mana saja. Salah satunya diceritakan Tim Evakuasi Sukhoi di Gunung Salak. Tim Marinir bisa menemukan lokasi korban Sukhoi berkat 'mukjizat' Angga Tirta, putra almarhum Aan Husdiana, salah seorang korban Sukhoi.
Kisah ini disampaikan komandan Tim Marinir Letkol Oni Junianto saat berbincang-bincang dengan detikcom, Senin (14/5/2012). Menurut Oni, sejak awal pendakian menuju gunung Salak, Angga hanya berbekal semangat, tanpa bekal logistik yang cukup.
"Tanpa bekal yang cukup, Angga ikut bersama tim kami dan ikut sampai ke lokasi," jelas Oni. Angga hanya berbekal pakaian ganti dan jaket.
Angga bergerak bersama Tim Marinir sejak Kamis (10/5) pagi, melakukan pencarian lokasi jatuhnya Sukhoi. Angga ikut agar benar-benar mengetahui kondisi Sukhoi dan ayahnya sebenar-benarnya.
"Saya katakan Angga kalau kuat bisa ikut. Dia katakan dia kuat, dan logistik kami yang memberikan," jelasnya.
Tim Marinir kagum dengan kesungguhan Angga (27). Walau tanpa bekal, dia bersungguh-sungguh mencari lokasi jatuhnya Sukhoi dan mencari jenazah ayahnya.
Yang menarik, sepanjang perjalanan, Angga tidak melupakan melakukan ibadah salat. "Sepanjang perjalanan, Angga rajin salat. Usai salat dia berdoa meminta petunjuk kepada Yang Kuasa," jelasnya.
Nah, keajaiban datang. Usai salat Subuh pada Jumat (11/5) pagi, Angga mengaku ditemui ayahnya. Saat itu, ayahnya memberitahu supaya dirinya tidak usah datang ke lokasi jatuhnya Sukhoi karena daerah itu berbahaya. Petunjuk itu diperoleh Angga saat tim Marinir sudah berada di Puncak Gunung Salak.
Angga pun, lanjut Oni, dalam doanya itu sempat bertanya di mana ayahnya berada. Dia diberi petunjuk bahwa ayahnya berada di lereng gunung. Angga juga diminta pulang. Mendapat petunjuk seperti itu, Angga lalu memberi kabar kepada tim Marinir.
"Kami kemudian turun ke lereng dan menemukan KTP ayahnya Angga," jelas Oni.
Saat itu sebenarnya Angga berniat turun ke lereng. Namun tim Marinir melarangnya karena lokasi yang berbahaya. Butuh tali untuk turun ke bawah.
"Setelah KTP ditemukan dan diberikan kepada Angga, dia sempat histeris. Namun akhirnya Angga bisa menerima dan dia pulang bersama tim logistik kami," tutur Oni.
(ndr/asy)
Kisah ini disampaikan komandan Tim Marinir Letkol Oni Junianto saat berbincang-bincang dengan detikcom, Senin (14/5/2012). Menurut Oni, sejak awal pendakian menuju gunung Salak, Angga hanya berbekal semangat, tanpa bekal logistik yang cukup.
"Tanpa bekal yang cukup, Angga ikut bersama tim kami dan ikut sampai ke lokasi," jelas Oni. Angga hanya berbekal pakaian ganti dan jaket.
Angga bergerak bersama Tim Marinir sejak Kamis (10/5) pagi, melakukan pencarian lokasi jatuhnya Sukhoi. Angga ikut agar benar-benar mengetahui kondisi Sukhoi dan ayahnya sebenar-benarnya.
"Saya katakan Angga kalau kuat bisa ikut. Dia katakan dia kuat, dan logistik kami yang memberikan," jelasnya.
Tim Marinir kagum dengan kesungguhan Angga (27). Walau tanpa bekal, dia bersungguh-sungguh mencari lokasi jatuhnya Sukhoi dan mencari jenazah ayahnya.
Yang menarik, sepanjang perjalanan, Angga tidak melupakan melakukan ibadah salat. "Sepanjang perjalanan, Angga rajin salat. Usai salat dia berdoa meminta petunjuk kepada Yang Kuasa," jelasnya.
Nah, keajaiban datang. Usai salat Subuh pada Jumat (11/5) pagi, Angga mengaku ditemui ayahnya. Saat itu, ayahnya memberitahu supaya dirinya tidak usah datang ke lokasi jatuhnya Sukhoi karena daerah itu berbahaya. Petunjuk itu diperoleh Angga saat tim Marinir sudah berada di Puncak Gunung Salak.
Angga pun, lanjut Oni, dalam doanya itu sempat bertanya di mana ayahnya berada. Dia diberi petunjuk bahwa ayahnya berada di lereng gunung. Angga juga diminta pulang. Mendapat petunjuk seperti itu, Angga lalu memberi kabar kepada tim Marinir.
"Kami kemudian turun ke lereng dan menemukan KTP ayahnya Angga," jelas Oni.
Saat itu sebenarnya Angga berniat turun ke lereng. Namun tim Marinir melarangnya karena lokasi yang berbahaya. Butuh tali untuk turun ke bawah.
"Setelah KTP ditemukan dan diberikan kepada Angga, dia sempat histeris. Namun akhirnya Angga bisa menerima dan dia pulang bersama tim logistik kami," tutur Oni.
(ndr/asy)
No comments:
Post a Comment