JIBI / SOLOPOS / Burhan Aris Nugraha |
Kali ini saya akan mengupas tentang sisi lain dari Tragedi Solo ” Bentrok antara warga dan Ormas di Solo”. Pagi itu seperti hari-hari biasanya Si kakek mulai membuka lembaran hari dengan menyediakan jasa tambal ban. Berharap banyak yang menggunakan jasa tambal bannya dan mengais banyak rezeki demi menghidupi keluarganya. Tapi rupanya Tuhan berkehendak lain….siang itu tidak seperti siang-siang sebelumnya karena banyak sekali manusia yang dilihatnya seperti sebuah pasukan yang akan menyerang membantai musuhnya dengan membawa pedang yang diseret diatas jalan beraspal dan terdengar sangat tidak nyaman di kuping..penuh tanda tanya di diri sang kakek ini karena beberapa hari ini dikampungnya terus terjadi bersitegangnya antara kelompok warga dan kelompok organisasi massa, tapi dia tidak mempunyai firasat kalo akan terjadi bentrok hebat pada hari itu……
Dendam adalah hal yang dilarang dalam beragama, tapi apa mau dikata Syaithan memang selalu istiqomah dalam menjalankan janjinya untuk menjerumuskan anak cucu Adam dalam lembah kehinaan..Dendam inilah yang membuat 2 kelompok itu tidak bisa mengendalikan emosinya dan bertingkah seperti anak kecil dengan beraksi secara membabi buta…
Sang kakek pun yang tak tahu apa-apa apa yang mereka pertengkarkan menjadi korban keberingasan nafsu manusia yang tak terkontrol, Sang kakek terkena sabetan pedang di jari-jari tangannya dan harus kehilangan tiga jari tangannya….darah mengalir deras dari jari si kakek…kemudian dia membalutnya dengan handuk kecil dengan hati yang bingung dan cemas…untunglah pertolongan segera datang, dia dibawa ke rumah sakit terdekat oleh si penolong. Di dalam hatinya dia menangis karena tidak bisa mendapatkan nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Tapi apa boleh dikata karena yang harus dia dapatkan hari itu bukan rezeki yang banyak tapi sabetan pedang yang menghilangkan tiga jari tangannya.
Sedih hati si kakek..bagaimana nanti beaya pengobatan dan perawatannya…? Dia tidak mau menjadi beban keluarganya. Tapi Tuhan memang Maha Asih, Dia tidak akan membebani Hamba-Nya melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dalam kondisi yang demikian melalui kebijakan Pemkot Solo bahwa seluruh beaya dari korban tragedi Bentrok Solo tersebut ditanggung oleh Pemkot Solo.
Wallahu Khairul Makirin ( Allah Sebaik-baik Pembuat Rencana ).
No comments:
Post a Comment