Pengalaman adalah kunci selanjutnya untuk merengkuh kesuksesan. Pengalaman baru muncul jika ada pekerjaan. Pekerjaan baru ada jika ada tawaran. Tawaran muncul jika ada panggilan. Dan panggilan baru terwujud jika ada perjalanan. Ibarat pintu rumah, perjalanan adalah anak kunci untuk membuka pintu. Kita tidak akan sulit memasuki rumah, jika pintu telah terbuka lebar. Anak kunci adalah alat pertama yang melempangkan jalan kita memasuki rumah. Konglomerat Sukamdani Sahid Gitosardjono mengerti benar hakikat perjalanan ini.
Karena itu, untuk melahirkan penerus bisnisnya yang handal, pengusaha perhotelan papan atas Indonesia ini menggembleng anak-anaknya selama 10 tahun. Ia mendorong anak-anaknya melakukan perjalanan agar kaya pengalaman. Lima tahun pertama, ia mengarahkan anaknya melakukan perjalanan mencari pekerjaan ke luar negeri. Sedangkan lima tahun selanjutnya, ia beri tugas dan modal untuk mengembangkan usaha sendiri. Kini, ia tak terlalu pusing mencari orang untuk meneruskan bisnisnya karena anak-anaknya telah memiliki pengalaman yang matang di dunia bisnis. Pengalaman Nabi kita Muhammad Saw patut di tiru. Di usianya yang belia, ia menempa dirinya dengan melakukan perjalanan bisnis ke sejumlah negeri di Jazirah, seperti Suriah, Jordania, Basrah, Irak, Bahrain dan lainnya. Rasulullah Saw tidak ingin bergantung pada pamannya, Abu Thalib. Ia ingin menjadi manusia yang mandiri dan hidup berkecukupan. Akhirnya, ia pun tampil sebagai seorang pengusaha kaya yang handal, proffesional, jujur dan terpercaya. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Perjalanan adalah pintu awal untuk mendapatkan guru yang terbaik itu. Karena itu "
Sukses Seseorang Berbanding Lurus Dengan Perjalanan Yang Di lakukannya". Semakin berwarna dan banyak perjalanan seorang pegawai, pemimpin, penguasa misalnya, semakin banyak pengalamannya. Maka, semakin besar pula peluangnya meraih kesuksesan.Disinilah arti pentingnya silaturohim yang di anjurkan Islam. Silaturohim memperpanjang usia dan rezeki. Karena di balik silaturohim itu terkandung keuntungan yang banyak bagi kita. Janganlah menutup pintu rezeki dengan memutus tali silaturohim dan mempersempit perjalanan. ( Sumber : Majalah Sabili oleh Rivai Hutapea )
Karena itu, untuk melahirkan penerus bisnisnya yang handal, pengusaha perhotelan papan atas Indonesia ini menggembleng anak-anaknya selama 10 tahun. Ia mendorong anak-anaknya melakukan perjalanan agar kaya pengalaman. Lima tahun pertama, ia mengarahkan anaknya melakukan perjalanan mencari pekerjaan ke luar negeri. Sedangkan lima tahun selanjutnya, ia beri tugas dan modal untuk mengembangkan usaha sendiri. Kini, ia tak terlalu pusing mencari orang untuk meneruskan bisnisnya karena anak-anaknya telah memiliki pengalaman yang matang di dunia bisnis. Pengalaman Nabi kita Muhammad Saw patut di tiru. Di usianya yang belia, ia menempa dirinya dengan melakukan perjalanan bisnis ke sejumlah negeri di Jazirah, seperti Suriah, Jordania, Basrah, Irak, Bahrain dan lainnya. Rasulullah Saw tidak ingin bergantung pada pamannya, Abu Thalib. Ia ingin menjadi manusia yang mandiri dan hidup berkecukupan. Akhirnya, ia pun tampil sebagai seorang pengusaha kaya yang handal, proffesional, jujur dan terpercaya. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Perjalanan adalah pintu awal untuk mendapatkan guru yang terbaik itu. Karena itu " Sukses Seseorang Berbanding Lurus Dengan Perjalanan Yang Di lakukannya". Semakin berwarna dan banyak perjalanan seorang pegawai, pemimpin, penguasa misalnya, semakin banyak pengalamannya. Maka, semakin besar pula peluangnya meraih kesuksesan.Disinilah arti pentingnya silaturohim yang di anjurkan Islam. Silaturohim memperpanjang usia dan rezeki. Karena di balik silaturohim itu terkandung keuntungan yang banyak bagi kita. Janganlah menutup pintu rezeki dengan memutus tali silaturohim dan mempersempit perjalanan. ( Sumber : Majalah Sabili oleh Rivai Hutapea ) 
No comments:
Post a Comment