LENSAINDONESIA.COM: Gempa mengguncang Jakarta dan sekitarnya sekitar pukul 18.17 wib pada Senin (4/6). Gempar juga dirasakan di sekitar Bogor, Bandung, dan Sukabumi. Getaran gempa terasa sekitar 5 detik.
Getaran juga dirasakan kantor-kantor bergedung tinggi di Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto. Getaran juga terasa di kawasan Buncit, Jakarta Selatan hingga Jakarta barat.
Gempa diperkirakan berkekuatan 6.1 Skala Richter. Titik gempa berada di Sukabumi, Jawa Barat. Pusat gempa berada di kedalaman 24 kilometer.
Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pada Senin malam ini (4/6), gempa terjadi sekitar pukul 18.18 WIB dan berjarak 121 kilometer dari Sukabumi.
Sementara itu keterangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis lokasi pasti gempa ada di titik 7.99 LS-106.19 BT. Dan tidak ada potensi tsunami akibat gempa ini.
LENSAINDONESIA.COM: Gempa bumi yang mengguncang Sukabumi, Jawa Barat dengan kekuatan 6.1 skala Richter, Senin (4/6) dengan kedalaman 24 kilometer sangat mengagetkan warga Jawa Barat. Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Gempa terjadi sekitar pukul 18.20 dan diperkirakan berada 121 kilometer dari Kota Sukabumi.
begitu dasyatnya, getarannya sampai mengguncang Ibukota Jakarta, meskipun tak begitu kencang namun hal ini sempat menimbulkan kepanikan warga Ibukota. seperti yang dirasakan oleh reporter Lensaindonesia.com yang harus berlarian menuruni tangga gedung Graha Pena Jakarta yang berada di Jl Kebayoran Lama.
“Kita semua panik Mas, dan berusaha untuka menyelamatkan diri takut ada apa-apa yang bisa mengancam keselamatan kita,” jelas Taufik salah satu reporter olahraga Lensaindonesia.com. @taufik
JAKARTA.COM: Gempa di Barat Daya Sukabumi, Jawa Barat berkekuatan 6.1 skala richter Senin (4/6/12) Pukul 18.20 tadi, yang getarannya terasa mengayun gedung-gedung bertingkat di Jakarta, ternyata masih membuat para penghuninya trauma. Mereka sampai Pukul 19.00 WIB masih banyak yang bergerombol di luar gedung.
Tapi, anehnya sebagian besar warga Jakarta penghuni rumah pemukiman tidak merasakan apa-apa.
“Kok aneh ya, lucu aja. Kami di sini tidak merasakan apa-apa, kok orang-orang di gedung itu berhamburan” kata Budiman (25), cekikikan sambil makan bubur kacang ijo di sebuah warung kawasan Jakarta Selatan. Ujang, pemilik warung ikut membenarkan, dan nyaris tak percaya ketika diberitahu ada gempa. “Dari tadi orang-orang di sini ma nggak ngerasain apa-apa, tuh!”,” celetuknya, tersenyum.
Budi dan para pembeli warung bubur kacang ijo terlihat heran menyaksikan para pekerja di kantor Graha Pena, yang masih berhamburan keluar gedung, dan duduk-duduk terlihat menenangkan diri.
Guncangan gedung itu juga diakui Adrian, Redaktur Lensaindonesia. Ia dan redaktur lainnya terpaksa bergegas turun tangga dari lantai 8 tempat kantor redaksi Lensaindonesia di Graha Pena, Jakarta Selatan. Andrian dan para redaktur lainnya sempat bengong ketika menyaksikan tirai vertikal blank mendadak bergoyang.
Ayunannya terasa tiga kali. Pertama, saat ia mengetik merasakan bergoyang sekitar dua detik. Kedua, tubuhnya bergoyang lima belas detik, dan ketiga, 30-an detik. Yang terakhir, membuat vertikal tirai vertikal blank terus bergoyang. Menyaksikan itu, Adrian dan rekan-rekannya guugup dan bergegas turun lari lewat tangga.
Yang dialami Adrian ini, tentu juga dialami warga Jakarta yang menghuni gedung-gedung bertingkat seperti apartemen, dan perkantoran seperti di Jalan PB Soedirman, Kuningan, Gatot Soeroto dan gedung-gedung kawasan Jakarta lainnya.
Anehnya, gempa berkekuatan 6.1 skala Richter dengan pusat gempa di kedalaman 24 kilometer itu tidak dirasakan warga Jakarta yang tinggal di pemukiman. Bahkan, situasi lalu lintas juga tidak sedikit pun terganggu. “Masak sih, ada gempa,” kata Tia, yang baru saja mengendarai sepeda motor di kawasan Jalan Manggarai, Jakarta Selatan.
Karena itu, Tia maupun Budiman tadi sempat terheran-heran melihat, orang-orang berbondong keluar dari gedung. “Semoga tidak terjadi lagi,” kata Adrian, yang kemudian kembali naik lift ke lt 8, kantornya untuk bekerja lagi. @LI04
Sukabumi (ANTARA News) - Laporan tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi yang berada di setiap kecamatan sampai saat ini terhitung pukul 00.00 WIB Selasa, (5/6) rumah rusak akibat gempa Sukabumi menjadi 68 unit.
"Dari hasil laporan tim yang ada di setiap kecamatan sampai pukul 00.00 WIB ini tercatat 68 rumah rusak baik masuk dalam kategori rusak ringan, sedang dan berat," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo kepada ANTARA, Selasa.
Dari data BPBD rumah rusak yang masuk dalam kategori ringan sebanyak 33 unit, rusak sedang 29 unit dan rusak berat 29 unit yang tersebar di enam kecamatan yakni Tegal Buleud, Cidolog, Pabuaran, Simpenan, Sagaranten dan Ciemas.
Dengan rincian sebanyak 33 unit rumah rusak ringan di Desa Nangela, Kecamatan Tegal Buleud yang berada di tiga kampung yakni Cikupa, Pasirsalam, dan Sinar Muda. Kemudian di Desa Cikarang, Kecamatan Cidolog sebanyak lima rumah rusak berat, 10 unit rusak sedang, Desa Cidolog 15 unit rusak sedang dan Desa Cipamingkis rusak sedang dua unit.
Kecamatan Pabuaran satu unit rumah rusak ringan. Desa Maragaluyu, Kecamatan Sagaranten satu rumah rusak sedang, kemudian di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan satu rumah rusak sedang dan satu unit rumah rusak sedang di Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas.
"Jumlah rumah yang rusak masih sementara dan bisa saja terus bertambah menjelang pagi dan siang hari," tambahnya.
Sementara dikatakan Usman, bantuan dasar untuk para korban bencana gempa bumi yang berpusat di 121 km Barang Daya Kabupaten Sukabumi dengan kekuatan 6,1 Skala Richter akan diberikan pada pagi hari."Bantuan kami kirim pada pagi hari dan langsung disalurkan kepada para korban, selain itu kami pun akan meninjau langsung rumah yang rusak," kata Usman.
(ANT)
Editor: Ruslan Burhani
No comments:
Post a Comment