Ilustrasi
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews
Seperti dilansir oleh AFP, Selasa (26/6/2012), sejumlah pekerja bangunan menemukan kuburan massal ini untuk pertama kali dan kemudian menelepon polisi. Kuburan massal ini berada di bagian kebun yang menghadap ke pantai.
Berbagai spekulasi muncul tentang jasad-jasad siapa yang dikubur di halaman tersebut. Ada yang menyebut bahwa jasad-jasad itu merupakan orang-orang Portugis, yang hingga tahun 1975 lalu masih berada di wilayah Timor Leste ketika Indonesia menduduki wilayah ini. Dalam pendudukan Indonesia selama 24 tahun, diperkirakan sekitar 183 ribu orang tewas dibunuh ataupun mati kelaparan.
Kepala Divisi Investigasi Kriminal Timor Leste, Inspektur Calisto Gonzaga menuturkan, dugaan awal menyebutkan bahwa tulang-tulang yang ditemukan tersebut terlalu besar ukurannya jika dianggap sebagai warga asli Timor Leste. Selain itu, diduga jasad yang dikubur di halaman tersebut merupakan korban pembunuhan massal.
"Kami melihat pada bagian kepala dan itu terlalu besar dan beberapa tulang juga terlalu panjang. Kesimpulan sementara, saya pikir jasad tersebut bukan milik warga asli Timor Leste," terang Gonzaga.
"Hingga saat ini kami telah menemukan 52 jasad, tapi hanya 11 jasad dalam kondisi utuh," imbuhnya.
Kendati demikian, Gonzaga menyatakan, pihaknya masih menunggu ahli dari Australia sebelum melakukan penyelidikan lebih lanjut soal temuan ini. Diperkirakan ahli tersebut akan tiba di Timor Leste pada Juli mendatang.
Secara terpisah, seorang profesor dari Universitas Deakin, Australia, Damien Kingsbury menilai, jika jasad tersebut bukanlah orang asli Timor Leste, maka kemungkinan besar merupakan warga etnis China. Kingsbury yang merupakan ahli studi kawasan Timor Leste ini menilai, tidak mungkin warga Indonesia akan mengubur orang-orangnya sendiri secara massal. Selain itu, kecil kemungkinan bahwa jasad-jasad tersebut merupakan warga Portugis.
"Kelompok etnis China masih berada di wilayah Timor ketika Indonesia menduduki wilayah tersebut pada tahun 1975 dan mereka nampaknya merupakan target utama dari militer Indonesia saat itu," katanya.
(nvc/ita)
No comments:
Post a Comment