Lalat Cenderung Membawa Penyakit |
Jenis serangga ini ( lalat ) berhasil dikumpulkan dari berbagai wilayah propinsi seperti Jaizah, Kairo dan wilayah selatan pegunungan Sina. Pengumpulan terhadap berbagai jenis lalat ini dilakukan dengan bantuan sejenis alat jaring yang beraliran listrik. Setelah beberapa jenis lalat tersebut terkumpul, lalu dipisah secara cermat berdasarkan jenis atau species tertentu. Setelah itu dilakukan isolasi (pemisahan) dengan menggunakan semacam kain kasa yang didalamnya telah dibubuhi beragam makanan, baik yang sudah terpilih (diberi campuran khusus) maupun yang diacak. Tujuannya untuk mengetahui sejumlah bakteri yang dibawa oleh beberapa jenis lalat yang sudah dipisah tersebut. Jumlah bakteri pada lalat dipisah antara yang sudah diberi makanan khusus dengan yang diacak, juga dilakukan dengan memasukkan fermentasi dan trombosit darah (mengingat lalat termasuk jenis hewan berdarah kering). Hasilnya ditemukan bahwa bacillus circulans termasuk jenis bakteri paling aktif dalam mengeluarkan metabolisme. Berdasarkan penelitian itu, pemisahan jenis bakteri pada sayap lalat bagian kanan sudah selesai dilakukan, baik pada lalat jenis rumahan (musca domestica) maupun lalat kandang (muscina stavulans). Dari penelitian itu juga tampak bahwa formula kimiawi pada metabolisme yang sudah dibersihkan dari bulu sayap lalat dari kedua jenis itu, ternyata memiliki struktur aromatik dan kimiawi yang kompleks, yaitu C30H37N4SO9. Penelitian pada jenis serangga ini (lalat) ternyata berbeda dengan jenis mikroba lainnya selain lalat yang kebanyakan justru memberi pengaruh bagi timbulnya berbagai penyakit menular dan bakteri berbahaya berupa 5ug/ml. Kajian tentang mikroba yang terdapat pada serangga merupakan kajian yang menarik, karena hubungan antara mikroba dan serangga hanyalah didasarkan pada kecenderungan membawa penyakit. Dengan kata lain, hubungan yang saling melengkapi, karena fungsi mikroba serangga adalah membawa penyakit atau menghancurkan makanan. Beberapa ahli seperti , Taylor (1935), Alcanos dan Frisman (1980), Mcoay dkk (1982) telah melakukan kajian seputar tema ini. Ahli lain seperti Breznak (1982), Fouda (1984), dan Hassan dkk (1980,1998,1996,2000) mendiskusikan hubungan antara mikroba dan berbagai macam serangga. Ghanem dkk (1986) melakukan penelitian terhadap bakteri yang terdapat pada bagian luar dari 3 jenis serangga. Belum ada hasil yang maksimal baik penelitian yang dilakukan di Arab maupun nonArab tentang berbagai macam mikroba yang terdapat pada sayap lalat jenis apapun. Penelitian ini adalah penelitian yang pertama terkait dengan penelitian sayap lalat , baik pada tingkat regional maupun internasional. Tujuan dari penelitian ini adalah memisahkan berbagai jenis mikroba yang terdapat pada kedua sayap dari tiga jenis lalat: lalat rumah tangga, lalat kandang, lalat pasir. Itu dilakukan untuk mendapatkan fakta ilmiah dan mengetahui penyakit dan obat yang terdapat pada kedua sayap lalat tersebut untuk membuktikan hadist Rasulullah Saw, karena hadist tersebut adalah hadist shahih seperti yang diriwayatkan oleh berbagai rawi.
Salah Satu Sayapnya Penyakit, Satunya Lagi Obat |
Riwayat Hadist Lalat
Dr. Khalil Ibrahim Salam Khathir menyebutkan sanad dan matan hadis tentang lalat dalam bukunya Al-Ishabah fi Hadist Al-Dzubabah. Dr. Karim Ghanim juga memuat sanad dan matan hadis dalam bukunya Al-Isyarat Al-Ilmiah fi Al-Ahadist Al-Nabawiyah. Hadis tersebut diriwayatkan oleh banyak rawi seperti Al-Bukhari dalam kitab Sahih Al-Bukhari dan Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah. Hadis itu diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang mendengar Rasulullah Saw bersabda,"Jika lalat jatuh ke dalam minuman kalian, maka tenggelamkanlah lalu buanglah. Karena, sesungguhnya pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan yang satunya terdapat obat." Hadis ini juga dimuat oleh Al-Bazzar dalam kitabnya, Al-Tibrizi dalam kitab Misykat Al-Mishbah, dan Ibnu Hajar dalam kitab Talkhish Al-Khabar....................................Hadis Nabi tersebut tidak memerintahkan kita untuk memburu lalat lalu menaruhnya pada bejana kita. Hadis tersebut juga tidak mendorong kita untuk membiarkan bejana terbuka. Ia juga tidak mendorong kita untuk mengabaikan kebersihan rumah tangga dan lingkungan. Hadis ini juga tidak bertentangan dengan berbagai konsep tentang berhati-hati dari bahaya penyebaran lalat. Disamping itu, hadis ini juga tidak ekstrim untuk was-was terhadap lalat yang jatuh ke bejana, karena Allah Swt berfirman sebagai berikut : "Dia tidak memberatkan seseorang kecuali sesuai kemampuannya," (QS.Al-Baqarah 2;286). Beberapa hadis di atas juga menganjurkan seseorang untuk mempraktekkan budaya sehat. Hadis tersebut tidak melarang para dokter mencegah dan mengatasi penyebaran lalat dengan berbagai cara. Dan, sangat tidak mungkin terlintas dalam pikiran semua orang bahwa hadis tersebut mendorong kita untuk berburu lalat. Jika memperhatikan akhir hadis tersebut "sesungguhnya pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan yang lainnya obat", maka kita menemukan bahwa ternyata Rasulullah Saw yang mulia mendorong kita untuk melakukan kajian tentang lalat untuk mengetahui penyakit apa yang terdapat dalam salah satu sayap lalat. Pada saat yang sama kita juga bisa mengetahui obat yang terdapat pada sayapnya yang lain. Semua itu bertujuan agar para ahli yang beragama Islam bisa menemukan obat yang bisa dipergunakan untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh lalat. Bahwa kajian hadis ini mencakup Ilmu Fisika, Kedokteran, Mikrobiologi, dan Ilmu Serangga dari segi agama dan bahasa..........
Huruf fa pada kata falyaghmishu (maka celupkanlah) berarti ' celupan yang sebentar ', sedangkan tsumma (kemudian atau lalu) berarti ' penundaan agak lama '. Oleh karena itu Rasulullah memerintahkan mencelupkan lalat dengan cepat. Itu terkait dengan permukaan yang terkena secara merata di permukaannya. Kata tsumma setelah ghams memberikan kesempatan kepada berbagai jenis bakteri dan jamur yang berfungsi mengeluarkan zat antibiotik atau obat untuk menetralisir bakteri penyakit. Jika seseorang makan atau minum menggunakan bejana, sesungguhnya materi aktif bakteri tersebut masih bereaksi pada lambung orang tersebut, karena bakteri tersebut masih dalam kondisi hidup pada lambung yang kosong. Ia akan tetap hidup, meskipun berada dalam kondisi panas tinggi, pengaruh radiasi, zat kimia dan dingin. Dengan kata lain, meskipun makanan atau minuman dijatuhkan pada bejana yang panas maupun dingin, bakteri yang berfungsi sebagai obat masih tetap aktif dan mengeluarkan materi aktif dan membunuh mikroba lain dengan pemusatan minimal 5 mg/ml. Dalam artian bahwa 5 gram dari materi aktif tersebut cukup untuk membasmi mikroba di sejumlah liter susu, air atau makanan............( Referensi dari Buku Mukjizat Alquran dan Hadis, jilid 5. Tertarik.......? Kunjungi Web.kami di www.gianmandiri.co.id).
Huruf fa pada kata falyaghmishu (maka celupkanlah) berarti ' celupan yang sebentar ', sedangkan tsumma (kemudian atau lalu) berarti ' penundaan agak lama '. Oleh karena itu Rasulullah memerintahkan mencelupkan lalat dengan cepat. Itu terkait dengan permukaan yang terkena secara merata di permukaannya. Kata tsumma setelah ghams memberikan kesempatan kepada berbagai jenis bakteri dan jamur yang berfungsi mengeluarkan zat antibiotik atau obat untuk menetralisir bakteri penyakit. Jika seseorang makan atau minum menggunakan bejana, sesungguhnya materi aktif bakteri tersebut masih bereaksi pada lambung orang tersebut, karena bakteri tersebut masih dalam kondisi hidup pada lambung yang kosong. Ia akan tetap hidup, meskipun berada dalam kondisi panas tinggi, pengaruh radiasi, zat kimia dan dingin. Dengan kata lain, meskipun makanan atau minuman dijatuhkan pada bejana yang panas maupun dingin, bakteri yang berfungsi sebagai obat masih tetap aktif dan mengeluarkan materi aktif dan membunuh mikroba lain dengan pemusatan minimal 5 mg/ml. Dalam artian bahwa 5 gram dari materi aktif tersebut cukup untuk membasmi mikroba di sejumlah liter susu, air atau makanan............( Referensi dari Buku Mukjizat Alquran dan Hadis, jilid 5. Tertarik.......? Kunjungi Web.kami di www.gianmandiri.co.id).
No comments:
Post a Comment