Cara Berbuka Rasulullah Saw
Anas bin Malik meriwayatkan suatu informasi yang menuturkan bahwa Nabi Saw berbuka dengan memakan beberapa biji kurma basah sebelum mengerjakan shalat maghrib. Jika tidak ada kurma basah, maka beliau berbuka dengan kurma kering. Jika tidak ada kurma kering, maka Nabi Saw meneguk air dengan beberapa kali tegukan. Setelah itu, barulah Rasulullah mengerjakan shalat, padahal beliau belum selesai berbuka. Petunjuk yang indah ini sangat bermanfaat bagi lambung, sehingga fungsi pencernaan dapat berjalan dengan baik. Pada saat bersamaan kurma basah yang kaya akan zat gula memberikan pemulihan tenaga yang relatif cepat bila ditambah dengan air yang dibutuhkan oleh tubuh yang sedang dalam kondisi kehausan. Urutan santapan berbuka tersebut mengandung hikmah yang sangat besar. Seseorang yang sedang berpuasa akan merasa relatif kenyang karena meningkatnya kandungan zat gula dalam darah agar dapat mengerjakan shalat maghrib dengan khusyuk. Setelah shalat dia boleh menyantap kembali makanan utama sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Dengan demikian segala aktifitas dan ibadah dengan mudah dapat dilaksanakan, tanpa rasa malas seperti yang biasa dialami jika kita berlebihan dalam mengkonsumsi makanan.
Santapan yang Sehat
Agar orang yang berpuasa dapat menikmati makanan secukupnya tanpa diterpa kelesuan, pola makan harus diatur secara proporsional. Dalam hal ini, makanan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, antara lain:
Makanan orang berpuasa disarankan terdiri dari setiap kategori tersebut agar mendapatkan asupan yang sehat. Yang bersangkutan juga disarankan agar lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan jenis ini penting untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat mineral. Kandungan vitamin dalam sayur dan buah-buahan harus dikonsumsi secara cukup agar mampu mengembalikan energi tubuh. Hal ini karena sayur-sayuran dan buah-buahan tidak tercerna oleh tubuh, sehingga seseorang yang sedang puasa merasa kenyang. Lebih dari itu, zat tersebut sangat penting untuk merangsang gerak usus sehingga terhindar dari penyakit sembelit, yang sangat mengganggu. Limpa juga sangat berguna untuk menyeimbangkan zat asam darah, karena mengandung unsur-unsur alkali. Dengan kata lain, sebetulnya tidaklah susah memilih jenis makanan untuk berbuka dan sahur dari ketiga kategori tersebut sebagai menu makanan sehat saat berpuasa.Anas bin Malik meriwayatkan suatu informasi yang menuturkan bahwa Nabi Saw berbuka dengan memakan beberapa biji kurma basah sebelum mengerjakan shalat maghrib. Jika tidak ada kurma basah, maka beliau berbuka dengan kurma kering. Jika tidak ada kurma kering, maka Nabi Saw meneguk air dengan beberapa kali tegukan. Setelah itu, barulah Rasulullah mengerjakan shalat, padahal beliau belum selesai berbuka. Petunjuk yang indah ini sangat bermanfaat bagi lambung, sehingga fungsi pencernaan dapat berjalan dengan baik. Pada saat bersamaan kurma basah yang kaya akan zat gula memberikan pemulihan tenaga yang relatif cepat bila ditambah dengan air yang dibutuhkan oleh tubuh yang sedang dalam kondisi kehausan. Urutan santapan berbuka tersebut mengandung hikmah yang sangat besar. Seseorang yang sedang berpuasa akan merasa relatif kenyang karena meningkatnya kandungan zat gula dalam darah agar dapat mengerjakan shalat maghrib dengan khusyuk. Setelah shalat dia boleh menyantap kembali makanan utama sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Dengan demikian segala aktifitas dan ibadah dengan mudah dapat dilaksanakan, tanpa rasa malas seperti yang biasa dialami jika kita berlebihan dalam mengkonsumsi makanan.
Santapan yang Sehat
Agar orang yang berpuasa dapat menikmati makanan secukupnya tanpa diterpa kelesuan, pola makan harus diatur secara proporsional. Dalam hal ini, makanan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, antara lain:
- Makanan yang banyak mengandung zat gula, yang terdiri dari roti, nasi dan kue-kuean.
- Protein, yang terdiri dari daging, telur, ikan, susu
- Sayur-sayuran dan buah-buahan.
Kunyahlah dengan Baik
Ada sebagian orang yang pada saat berbuka puasa, seakan berlomba melahap makanan secara terburu-buru, cepat, tanpa dikunyah lebih dahulu dengan baik. Sehingga makanan susah untuk dicerna. Gangguan pencernaan akan kita dapati pada orang yang berlebihan dalam menyantap makanan. Untuk diketahui, tidak mengunyah makanan dengan baik menyebabkan bertumpuknya sisa-sisa makanan dalam usus, yang menyebabkan timbulnya berbagai bakteri, membusuknya protein, bertumpuknya gas busuk dan unsur-unsur lain yang berbahaya. Bagi mereka yang menderita penyakit jantung, mengunyah makanan dengan cara yang tidak benar akan sangat buruk pengaruhnya, bahkan bagi orang yang sehat sekalipun. Mereka bisa saja mengalami sesak nafas. Singkatnya, mengunyah makanan dengan cara yang tidak benar, akan berakibat buruk bagi diri orang yang berpuasa dan bagi saluran pencernaannya. Biasanya yang bersangkutan akan mengalami gangguan pada perut dan pernafasan, bahkan bisa saja sampai mengalami phyrosis ( nyeri pada ulu hati ), asam urat, mual, sembelit, diare, dan gangguan kesehatan yang timbul terus-menerus.
Antara Berbuka dan Sahur
Ada sebagian orang beranggapan bahwa rentang waktu antara berbuka dan sahur merupakan kesempatan yang harus dipergunakan untuk menyantap makanan. Oleh karenanya seorang yang berpuasa biasanya hanya berputar-putar disekitar makanan, kue, dan aneka minuman sampai tiba waktu sahur. Anggapan seperti itu jelas merupakan anggapan yang salah dan pastilah berangkat dari ketidakpahaman hakikat puasa. Kebiasaan seperti itu sangat bertolak belakang dengan yang diharapkan dari kegiatan berpuasa. Bahkan orang yang berpuasa tidak boleh makan secara berlebihan selama kurun waktu antara berbuka dan sahur. Semua itu harus dilakukan agar lambung dan pencernaan tidak mengalami kelelahan. Jika seseorang yang sedang berpuasa sangat berhasrat utk makan, ia sebaiknya menikmati makanan yang ingin dimakannya pada dua waktu saja: ketika berbuka dan ketika sahur.
Menu Sahur
Rasulullah menekankan pentingnya sahur. Beliau bersabda, "Bersahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat berkah" (HR Al-Bukhari). Dengan sahur seseorang akan memiliki energi dan kekuatan selama menjalankan ibadah puasa disiang hari. Waktu paling utama untuk sahur adalah sebelum fajar. Adalah sebuah kesalahan bila ada orang yang ingin mempercepat sahurnya sebelum tidur, karena hal itu akan menyebabkan lapar, lelah dan demam akibat tubuh mengkonsumsi zat gula dalam darah lebih awal. Kepada mereka yang hendak berpuasa disarankan agar tidak meminum air dalam jumlah terlalu banyak pada saat sahur dengan alasan untuk menghindari haus disiang hari. Banyaknya jumlah air yg berlebihan didalam tubuh akan dapat mengganggu kestabilan metabolisme tubuh. Tubuh senantiasa akan mengupayakan keseimbangan kembali dengan mengeluarkan cairan yang dianggap melebihi batas normal. Dalam keadaan demikian biasanya kelebihan air akan dikeluarkan lagi melalui urine dan atau keringat. Pada gilirannya tubuh akan kehilangan cairan juga, dan orang yang berpuasa akan merasa haus terlebih lagi dimusim panas atau kemarau.....
( Referensi dari Buku Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis, jilid 3. Tertarik...? Kunjungi web. kami di www.gianmandiri.co.id )
No comments:
Post a Comment